Stasiun Klimatologi Sumatera Utara kembali menyelenggarakan Sekolah Lapang Iklim Operasional, kali ini diselenggarakan di Kecamatan Salak, Kabupaten Pakpak Bharat, tepatnya di Aula Kantor Bupati Pakpak Bharat.
Bupati Pakpak Bharat, Franc benrhard Tumanggor menghadiri Sekolah Lapang Iklim Operasional Sumatera Utara 2022 di Bale Sada Arih, Kantor Bupati Pakpak Bharat pada 26-27 September 2022. Acara yang mengambil tema “Pentingnya Pemahaman Informasi Iklim Untuk Menunjang Ketahanan Pangan” ini diselenggarakan oleh Stasiun Klimatologi Kelas I Sumatera Utara selaku UPT Badan Meteorologi, Klimatologi,dan Geofisika bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pakpak Bharat dan memang bertujuan untuk memberikan pemahaman pentingnya informasi iklim untuk menunjang ketahanan pangan.
Sementara itu Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim terapan yang hadir mewakili Kepala BMKG menjelaskan bahwa Sekolah Lapang Iklim kali ini dikhususkan bagi pendampingan petani untuk komoditas bawang merah yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat. Kabupaten Pakpak Bharat memang menjadi salah satu penghasil bawang merah di Sumatera Utara, dimana wilayahnya merupakan dataran tinggi yang berada dikaki pegunungan bukit barisan.
Bupati Pakpak Bharat, Franc Bernhard Tumanggor dalam sambutannya mengatakan bahwa fenomena perubahan iklim ekstrim merupakan dampak dari perubahan iklim global yang sedang dihadapi dunia saat ini. ” Dampak perubahan iklim global ini tidak tidak hanya berpengaruh pada kesehatan manusia, tetapi juga berdampak terhadap lingkungan kehidupan masyarakat meliputi, curah hujan tinggi, musim kemarau yag berkepanjangan, peningkatan volume air akibat mencairnya es kutub utara, terjadinya bencana alam, serta berkurangnya sumber air.
Hal ini semua tentu berdampak pada produksi dan produktivitas sektor pertanian yang merupakan mata utama pencaharian di Kabupaten ini,” ungkap Bupati dalam sambutannya.
“Saya memiliki keyakinan kuat jika kita semua serius dan tekun serta memiliki kemauan tinggi untuk mengaplikasikannya, maka dampak buruk dari perubahan iklim ekstrim yang dapat mempengaruhi keberlangsungan usaha pertanian dapat teratasi, sehingga usaha pertanian dapat terus berjalan ditengah perubahan iklim yang terjadi dengan mengikuti anjuran yang telah ditetapkan,” ungkap Bupati kemudian.
“Kita harapkan para petani, para Penyuluh Pertanian, serta seluruh perangkat desa dapat memanfaatkan informasi BMKG dalam rancangan khususnya untuk tanaman bawang merah, disesuaikan dengan kondisi pada saat tersebut sehingga dapat mengoptimalkan kondisi iklim yang menguntungkan dan mengantisipasi sejak dini potensi iklim ekstrim,” ungkap Kepala Dinas Pertanian Kab. Pakpak Bharat.
Kegiatan Sekolah Lapang Iklim diawali dengan kegiatan pembukaan, kegiatan tanam perdana secara simbolis oleh semua tamu undangan, pemberian materi oleh narasumber di ruangan, kemudian dilanjutkan dengan praktek penanaman bawang merah oleh peserta didampingi oleh para ahli dari Dinas Pertanian serta diskusi secara langsung di lapangan.
Diharapkan melalui kegiatan ini dapat menjawab tantangan dalam mengantisipasi pengaruh perubahan iklim terhadap pertanian di Kabupaten Pakpak Bharat.